Masyarakat dan teknologi
Pada dasarnya sejak manusia tercipa di bumi mereka tidak
bisa lepas dari teknologi, teknologi disini diartikan sebagai suatu hal yang
memudahkan pekerjaan manusia itu sendiri contoh saja dizaman dulu mereka
mengangkat barang yang beratnya melebihi 2 bahkan 4kali lipat berat badan
mereka mereka menggunakan semacam troli yang dibuat sederhana dari
tulang-tulang binatang atau kayu itu sudah disebut sebagai teknologi dizaman itu hanya saja pengembangnnya tidak seperti saat
ini, saat ini teknologi diartikan sudah sangat luas ditambah lagi budaya
msyarakat zaman ini sudah masuk kedalam budaya konsumtif yang tak bisa lepas
dari hal kemudahan dan efisieni, semua hal sudah berbau teknologi saat ini yang
bertujuan
untuk memudahkan pekerjaan para manusia tentunya, namun dibelakang
majunya dan berkembangnya teknologi itu tidak lain ada perna manusia
dibelakangnya karena pada dasarnya teknologi itu bodoh namun dibuat terkesan
pintar oleh manusia oleh karena itu manusia dan teknologi bisa dikatakan
sebagai salah satu simbiosis mutualisme yang saling mengutukngka satu sama lain
dan dalam perkembnagan teknologi saat ini manusi juga harus mengikuti
perkembangnya jangansampai manusis yang pada dasarnya sebagai pembuat teknologi
itu sendiri justru malah tidak memahami teknologi yang ada. Karena pada
dasarnya teknologi merupakan hasil dari proses berpikir manusia. Artinya
teknologi merupakan hasil kebudayaan, yang dalam proses pembuatannya melibatkan
ideologi, nilai-nilai dan pesan-pesan tertentu yang berdasarkan keadaan pada
saat itu dan teknologi yang dihasilkan akan sesuai kebutuhan.
Baik disadari atau tidak disadari bahwa kehidupan kita
telah terkepung dengan teknologi, baik itu teknologi sederhana seperti: memasak
air dengan kompor minyak atau kompor gas maupun dengan teknologi modern memasak
dengan menggunakan oven yang diantara fungsinya juga untuk memasak, baik untuk
memanggang atau untuk memanaskan ataupun untuk keperluan lainnya. Teknologi
kompor minyak dan sekarang berkembang pesat menjadi kompor gas dan akhirnya
berkembang lagi menjadi kompor listrik yang mempunyai fungsi dan kegunaan yang
sama yaitu dipergunakan untuk memasak atau memanggang atau untuk keperluan lainnya
tidak dapat kita enyahkan begitu saja. Dari teknologi sederhana ini yang
kemudian berkembang menjadi sebuah teknologi modern, tentunya mempunyai dampak
perubahan perilaku bagi pengguna teknologi tersebut. Jika zaman dulu orang tua
kita memasak memakai kayu bakar sebagai alat untuk memunculkan api sehingga
masakan yang dimasak cepat matang, maka di zaman yangsenantiasa dinamis dan
menuntut manusia untuk selalu cepat hal seperti itu jika diterapkan pada orang masa kini tentunya akan memerlukan
waktu yang banyak dengan kata lain memasak dengan menggunakan kayu bakar
sebagai medianya akan semakin lama. Dikarenakan
tuntutan zaman maka masyarakat saat ini ingin agar segala sesuatunya harus
dilakukan dengan cepat atau instan. Perubahan
perilaku seperti inilah yang merupakan salah satu dampak dari teknologi itu
sendiri. Sebenarnya perilaku yang ditimbulkan oleh dampak dari teknnologi
sendiri harus dibarengi dengan pengetahuan masyarakat tentang teknologi itu
sendiri di samping itu juga harus mempersiapkan mental mereka agar jika terjadi
sesuatu dengan teknologi tersebut maka mereka sudah tahu bagaimana cara mengatasinya
dan mengerti bagaimana solusi mengatasi hal tersebut.
Penerapan teknologi juga bisa terlihat dari kemajuan
negara. Hubungan ini bisa disederhanakan dengan membagi Negara-negara menjadi
dua kubu besar, yaitu negara maju dan berkembang. Negara maju dengan pembagian
kerja secara internasional berperan sebagai negara industri. Sementara negara
berkembang masuk kelompok negara pertanian. Namun perkembangannya, pembagian
kerja ini mengarah berkurangnya pendapatan negara-negara pertanian. Sementara
kebutuhan belanja barang-barang industri cenderung naik. Akibatnya, negara
pertanian menjadi negara terbelakang dan negara-negara industri melesat menjadi
negara maju. Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk menganalisis
keadaan ini. Salah satunya dengan pendekatan budaya. Hal ini secara tidak
langsung juga menjadi jawaban atas kemajuan yang dialami Negara-negara
industri. Kehadiran alat-alat produksi yang serba cepat dan mekanistik menjadi
katalis untuk mempercepat ritme hidup dan kemajuan. Akibatnya, ketika kultur
masyarakat industri berubah dengan cepat menjadi masyarakat modern. Masyarakat
di negara-negara pertanian masih terbiasa dengan pola hidup yang mengandalkan
alam, kurang peka terhadap perubahan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, ada satu hal yang tidak bisa dilupakan
adalah tujuan dari pembuatan teknologi itu. Apakah teknologi dibuat dengan
spesifikasi khusus sesuai dengan kultur budaya masyarakat tertentu atau
bersifat tanpa ruang. Sebagai produk budaya, tentu teknologi tak dapat bersifat
tanpa ruang. Solusi yang paling mungkin adalah proses adaptasi, sehingga
nilai-nilai yang dibawa teknologi itu dapat disaring, dan dimanfaatkan
semaksimal mungkin pada daerah baru. Masyarakat yang berkembang pada dasarnya
juga membutuhkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan mereka ambil contoh saja
dalam melakuakn pekerjaan bertani mereka membutuhkan sesuatu hal yang lebih
modern agar mengoptimalkan hasil pertanian mereka mungkin dengan menggunakan
pembajak otomatis yang tidak menggunakan tenaga binatang lagi sehingga
mempercepat waktu kerja dan menghemat biaya, kemudian pembuatan bibit yang
unggul tentu saja ditunjang juga dengan kemajuan teknologi dalam prosesnya
pembentukannya sehingga menghasilkan hasil yang unggul secara tidak langsung
itupun akan menaikan harga jual dan taraf hidup masyarakat itu sendiri,
teknologi dengan masyarakat memang tidak bisa dilepaskan begitu saja karena
saling membutuhkan satu sama lain manusia membutuhkan teknologi untuk memenuhi
kebutuhan nya dan teknologi membutuhkan manusia untuk proses pengoperasian dan
pengembangnnya.
Sebagaimana telah disebutkan di awal bahwa kegunaan
teknologi untuk membantu dan mempermudah segala aktivitas yang dilakukan agar
menjadi lancar sesuai harapan. Hal ini dapat terwujud jika pengetahuan konsumen
(pengguna) dalam hal ini masyarakat sudah faham dan mengerti tentang teknologi
yang mereka pakai. Pengetahuan akan teknologi tidak akan didapat begitu saja
oleh para konsumen jika mereka tidak diperkenalkan
oleh produsen maka sikap proaktif, sinergi serta partisipasi yang konkrit oleh semua
pihak baik oleh produsen sendiri apalagi oleh konsumen. Sebagai konsumen
tentunya kemudahan-kemudahan dari sebuah teknologi bukan hanya janji semata
akan tetapi hak-hak konsumen terhadap teknologi juga harus bisa dijamin. Dengan
adanya penjaminan hak oleh teknologi maka kerugian yang disebabkan oleh bukan
pengguna yang sebenarnya bisa diantisipasi bukan ditelantarkan begitu saja.