Agama
dan masyarakat memiliki peranan penting satu sama lain dalam membangun kehidupan
bermasyarakat agama lah yang menjadi benteng toleransi, keselarasan dan
perbedaan disaat semua aspek tidak dapat menjangkaunya. Agama adalah hubungan
saklar antara individu terhadap tuhannya dan masyarakatlah yang mejalankan
agama tersebut masyarakat pulalah yang memperjuangkan agama untuk menjadi
keyakinannya bila kita mempelajari sejarah berbagai agama di dunia dan
pengaruhnya yang besar atas manusia atau masyarakatnya selama jangka waktu yang
panjang, maka kita akan menemukan bahwa kesalahan-kesalahan yang parah telah
dilakukan sebagai akibat adanya sikap tanpa toleransi dalam kehidupan beragama.
Kata-kata seperti `penyiksaan`, `pengingkar agama`, `atheis`, `penyembah
berhala`
dan benyak istilah lain yang senada, telah masuk ke dalam
perbendaharaan kata dalam buku-buku keagamaan untuk menggambarkan adanya
keganasan, kekejaman, prasangka buruk, dan diskriminasi yang dilakukan atas
nama agama sebagai hasil dari sikap tanpa toleransi. Kejadian-kejadian yang
patut disayangkan ini telah meninggalkan noda pada agama, yang sedemikian rupa
sehingga banyak pemikir condong menolak agama yang terorganisasi atau kata
`agama` itu sendiri. Nilai-nilai agama yang sebenarnya sedang merosot dengan
cepat dan menghilang dari pikiran orang, bahkan dari mereka yang disebut kaum
beragama. Guna mengatasi kecenderungan yang tak menguntungkan ini, maka perlu
dan penting bagi semua pihak yang bersangkutan untuk mengadakan suatu
pengkajian dan penelitian tentang pelaksanaan prinsip-prinsip agama agar
tercapai pemahaman dan kesadaran yang lebih baik mengenai nilai-nilai rohaniah
dari suatu agama agar terhindar dari kesalahan-kesalahan masa lampau yang amat
disayangkan.
Agar
dapat hidup berdampingan secara damai dan serasi dalam suatu masyarakat yang
menganut berbagai agama, seseorang harus memperoleh pendidikan agama yang
mantap dengan menitikberatkan pada nilai-nilai etika moral sebagai langkah
positif yang pertama ke arah saling pengertian dan kerjasama yang lebih baik di
antara semua pemeluk agama. Seluruh umat beragama harus bersatu dan saling
membantu guna meningkatkan dan menetapkan pendidikan agama yang sesuai dan
sistematis, bukan hanya mengenai agama tertentu, tetapi berkenaan dengan
pokok-pokok dari semua ajaran agama yang akan memberikan penerangan maupun
pandangan yang mendalam tentang sifat nilai-nilai rohaniah yang lebih tinggi
dalam kehidupan, terutama nilai-nilai etika moral.
Langkah seperti ini pasti akan membantu mengurangi atau setidaknya
menghilangkan fanatisme agama yang keras dan prasangka buruk secara
turun-temurun, yang telah menjadi biang keladi perselisihan antar agama.
Tindakan-tindakan lain yang dapat membantu terciptanya saling pengertian dan
saling menghormati antar agama yang lebih baik adalah pendirian organisasi
antar agama yang mengatur penyelenggaraan ceramah, tukar pendapat, pembahasan,
seminar, dan forum tentang agama serta masalah yang bertalian dengannya secara
teratur. Dalam pelaksanaannya, yang selalu menjadi motivasi adalah usaha untuk
mencari persamaan ke arah perdamaian dan keharmonisan, bukannya sikap supremasi
atau dominasi oleh satu agama atas agama lainnya.
PENYEBARAN AGAMA
Untuk menyebarkan suatu agama tertentu,
maka segi-segi terbaik atau terpenting dari agama tersebut perlu dikemukakan.
Penampilan demikian memang diharapkan, sebab wajah yang menarik yang
menimbulkan minat harus dimantapkan agar memperoleh perhatian. Menampilkan yang
terbaik merupakan suatu pengutaraan yang cukup jujur, sebab semua pemeluk agama
dalam menjual barang dagangan religius mereka, akan selalu bertindak demikian.
Namun dalam masyarakat multi religius, persaingan keras untuk mendapatkan
penganut baru atau mereka yang pindah agama, haruslah ada saling pengertian di
antara para pemuka agama agar terhindar dari perbuatan saling meremehkan,
mengkritik, atau menjelek-jelekkan keyakinan dan kebiasaan penganut agama
lainnya. Adalah pantas bahwa sesuatu yang bagus, menarik, dan berguna dalam
suatu agama tertentu dikemukakan oleh pendukungnya, tetapi seseorang tidak
boleh melangkahi penganut agama lainnya untuk memberitahu kepada dunia luar
bahwa agamanya sendirilah yang terbaik, paling benar, sedangkan agama serta
tata upacara keagamaan lainnya adalah palsu. Sikap demikian cenderung untuk
menimbulkan rasa dengki dan bahkan rasa permusuhan di antara sesama pemeluk
agama, dengan akibat saling balas dendam dan saling memaki, yang pasti tidak
dikehendaki oleh agama terhormat manapun yang layak disebut agama.
Satu kenyataan pula bahwa semua agama
hadir demi kebaikan umat manusia. Semua pendiri agama di dunia mengkhotbahkan
perdamaian dan keserasian untuk seluruh umat manusia. Para pemimpin agama yang
dihormati di dunia itu melalui kebijaksanaannya mengutarakan semua hal yang
baik, kelembutan hati dan etika untuk pembebasan dan keikutsertaan umat
manusia. Para pemuka agama yang berjiwa luhur itu tidak saling mencela atau
menghina sehingga menimbulkan kekacauan, salah pengertian dan perselisihan
dalam masyarakat. Hati mereka menghendaki keselamatan dan kesejahteraan umat
manusia. Tujuan satu-satunya adalah menciptakan dunia ini lebih baik agar
setiap orang dapat hidup dalam persahabatan dan keharmonisan.
Kenyataannya bahwa banyak pemimpin agama
bermunculan di dunia ini pada masa dan di tempat yang berbeda-beda, cenderung
menimbulkan perbedaan dan keanekaragaman keyakinan dan tata cara agama di
berbagai lingkungan dan bagian dunia. Setiap pemimpin agama memiliki konsep,
jalan, dan caranya sendiri untuk menyampaikan ajaran agamanya kepada sejumlah
besar pengikutnya, maka terdapatlah keserbaragaman keyakinan dan tata cara
agama tersebut.
MASYARAKAT
Masyarakat dan agama saling memiliki
keterhubungan oleh karena itu perlu adanya pengawasan karena masyarakat dapat
melakukan penyelewengan-penyelewengan pada kesaklaran sebuah agama yang
dilandassi atas sejarah yang mereka percayai atas keterbentukan sebuah agama
tersebut atau bisa saja berdasarkan hubungan spritual yang mereka alamai yang
marak terjadi saat ini dan kemudian mereka membuat pengaruh terhadap orang lain
hingga menjadi sebuah kesesatan yang salah atas kesucian agama itu sendiri,
masyarakatlah yang memegang peranan penting atas berjalannya agama,
terbentuknya agama dan keselarasan yang diciptakan oleh agama itu sendiri, agama
hanya menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin mendapatkan kepuasan dalam
kehidupan dan keteraturan menjalani kehidupan.