Selasa, 06 November 2012

AGAMA DAN MASYARAKAT



Agama dan masyarakat memiliki peranan penting satu sama lain dalam membangun kehidupan bermasyarakat agama lah yang menjadi benteng toleransi, keselarasan dan perbedaan disaat semua aspek tidak dapat menjangkaunya. Agama adalah hubungan saklar antara individu terhadap tuhannya dan masyarakatlah yang mejalankan agama tersebut masyarakat pulalah yang memperjuangkan agama untuk menjadi keyakinannya bila kita mempelajari sejarah berbagai agama di dunia dan pengaruhnya yang besar atas manusia atau masyarakatnya selama jangka waktu yang panjang, maka kita akan menemukan bahwa kesalahan-kesalahan yang parah telah dilakukan sebagai akibat adanya sikap tanpa toleransi dalam kehidupan beragama. Kata-kata seperti `penyiksaan`, `pengingkar agama`, `atheis`, `penyembah berhala`
dan benyak istilah lain yang senada, telah masuk ke dalam perbendaharaan kata dalam buku-buku keagamaan untuk menggambarkan adanya keganasan, kekejaman, prasangka buruk, dan diskriminasi yang dilakukan atas nama agama sebagai hasil dari sikap tanpa toleransi. Kejadian-kejadian yang patut disayangkan ini telah meninggalkan noda pada agama, yang sedemikian rupa sehingga banyak pemikir condong menolak agama yang terorganisasi atau kata `agama` itu sendiri. Nilai-nilai agama yang sebenarnya sedang merosot dengan cepat dan menghilang dari pikiran orang, bahkan dari mereka yang disebut kaum beragama. Guna mengatasi kecenderungan yang tak menguntungkan ini, maka perlu dan penting bagi semua pihak yang bersangkutan untuk mengadakan suatu pengkajian dan penelitian tentang pelaksanaan prinsip-prinsip agama agar tercapai pemahaman dan kesadaran yang lebih baik mengenai nilai-nilai rohaniah dari suatu agama agar terhindar dari kesalahan-kesalahan masa lampau yang amat disayangkan.
Agar dapat hidup berdampingan secara damai dan serasi dalam suatu masyarakat yang menganut berbagai agama, seseorang harus memperoleh pendidikan agama yang mantap dengan menitikberatkan pada nilai-nilai etika moral sebagai langkah positif yang pertama ke arah saling pengertian dan kerjasama yang lebih baik di antara semua pemeluk agama. Seluruh umat beragama harus bersatu dan saling membantu guna meningkatkan dan menetapkan pendidikan agama yang sesuai dan sistematis, bukan hanya mengenai agama tertentu, tetapi berkenaan dengan pokok-pokok dari semua ajaran agama yang akan memberikan penerangan maupun pandangan yang mendalam tentang sifat nilai-nilai rohaniah yang lebih tinggi dalam kehidupan, terutama nilai-nilai etika moral.
Langkah seperti ini pasti akan membantu mengurangi atau setidaknya menghilangkan fanatisme agama yang keras dan prasangka buruk secara turun-temurun, yang telah menjadi biang keladi perselisihan antar agama. Tindakan-tindakan lain yang dapat membantu terciptanya saling pengertian dan saling menghormati antar agama yang lebih baik adalah pendirian organisasi antar agama yang mengatur penyelenggaraan ceramah, tukar pendapat, pembahasan, seminar, dan forum tentang agama serta masalah yang bertalian dengannya secara teratur. Dalam pelaksanaannya, yang selalu menjadi motivasi adalah usaha untuk mencari persamaan ke arah perdamaian dan keharmonisan, bukannya sikap supremasi atau dominasi oleh satu agama atas agama lainnya.


PENYEBARAN AGAMA

Untuk menyebarkan suatu agama tertentu, maka segi-segi terbaik atau terpenting dari agama tersebut perlu dikemukakan. Penampilan demikian memang diharapkan, sebab wajah yang menarik yang menimbulkan minat harus dimantapkan agar memperoleh perhatian. Menampilkan yang terbaik merupakan suatu pengutaraan yang cukup jujur, sebab semua pemeluk agama dalam menjual barang dagangan religius mereka, akan selalu bertindak demikian. Namun dalam masyarakat multi religius, persaingan keras untuk mendapatkan penganut baru atau mereka yang pindah agama, haruslah ada saling pengertian di antara para pemuka agama agar terhindar dari perbuatan saling meremehkan, mengkritik, atau menjelek-jelekkan keyakinan dan kebiasaan penganut agama lainnya. Adalah pantas bahwa sesuatu yang bagus, menarik, dan berguna dalam suatu agama tertentu dikemukakan oleh pendukungnya, tetapi seseorang tidak boleh melangkahi penganut agama lainnya untuk memberitahu kepada dunia luar bahwa agamanya sendirilah yang terbaik, paling benar, sedangkan agama serta tata upacara keagamaan lainnya adalah palsu. Sikap demikian cenderung untuk menimbulkan rasa dengki dan bahkan rasa permusuhan di antara sesama pemeluk agama, dengan akibat saling balas dendam dan saling memaki, yang pasti tidak dikehendaki oleh agama terhormat manapun yang layak disebut agama.
Satu kenyataan pula bahwa semua agama hadir demi kebaikan umat manusia. Semua pendiri agama di dunia mengkhotbahkan perdamaian dan keserasian untuk seluruh umat manusia. Para pemimpin agama yang dihormati di dunia itu melalui kebijaksanaannya mengutarakan semua hal yang baik, kelembutan hati dan etika untuk pembebasan dan keikutsertaan umat manusia. Para pemuka agama yang berjiwa luhur itu tidak saling mencela atau menghina sehingga menimbulkan kekacauan, salah pengertian dan perselisihan dalam masyarakat. Hati mereka menghendaki keselamatan dan kesejahteraan umat manusia. Tujuan satu-satunya adalah menciptakan dunia ini lebih baik agar setiap orang dapat hidup dalam persahabatan dan keharmonisan.
Kenyataannya bahwa banyak pemimpin agama bermunculan di dunia ini pada masa dan di tempat yang berbeda-beda, cenderung menimbulkan perbedaan dan keanekaragaman keyakinan dan tata cara agama di berbagai lingkungan dan bagian dunia. Setiap pemimpin agama memiliki konsep, jalan, dan caranya sendiri untuk menyampaikan ajaran agamanya kepada sejumlah besar pengikutnya, maka terdapatlah keserbaragaman keyakinan dan tata cara agama tersebut.

MASYARAKAT

Masyarakat dan agama saling memiliki keterhubungan oleh karena itu perlu adanya pengawasan karena masyarakat dapat melakukan penyelewengan-penyelewengan pada kesaklaran sebuah agama yang dilandassi atas sejarah yang mereka percayai atas keterbentukan sebuah agama tersebut atau bisa saja berdasarkan hubungan spritual yang mereka alamai yang marak terjadi saat ini dan kemudian mereka membuat pengaruh terhadap orang lain hingga menjadi sebuah kesesatan yang salah atas kesucian agama itu sendiri, masyarakatlah yang memegang peranan penting atas berjalannya agama, terbentuknya agama dan keselarasan yang diciptakan oleh agama itu sendiri, agama hanya menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin mendapatkan kepuasan dalam kehidupan dan keteraturan menjalani kehidupan.